Kayong Utara _Kelompok Wanita Tani (KWT) Cantika di Desa Banyu Abang sangat mendesak dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah. Minimnya modal, keterbatasan alat pertanian modern, serta kondisi lahan gambut yang sulit diolah membuat ibu-ibu tani di desa ini kesulitan untuk mandiri secara ekonomi, Minggu (16/2)

Sumartini selaku ketua kelompok wanita tani (KWT) mengatakan lewat pesan WhatSapp kepada ada media, bahwa minimnya peralatan tani yang mereka gunakan selama ini. “Ia juga mengharap program pertanian perempuan masuk dalam APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa),”ujarnya.

” Dirinya juga berharap Pemerintah Desa dapat mengajukan bantuan ke Pemerintah Pusat maupun daerah dimana Pemerintah memiliki program bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan), termasuk ekskavator untuk lahan gambut,” tuturnya.

Selama ini,ibu – ibu rumah tangga hanya mengandalkan, hasil suami,dengan ekonomi yang pas – pasan. belum lagi yang memiliki banyak anak dan punya beban utang dibank.

Ketua kelompok tani cantika, mengharap agar ibu – ibu khususnya di Desa Banyu Abang lebih mandiri dan kreatif, dalam mewujudkan program ketahanan pangan nasional. ” Dirinya juga menjelaskan selama ini proposal yang diajukan kedinas, kedewan, bahkan ke perusahaan setempat juga tidak pernah kunjung ditanggapi,” ungkapnya.

Sedangkan kami dalam keadaan krisis pekerjaan dan ekonomi. Kendala utama yang mereka hadapi pastinya modal dan pelatihan dan alat pertanian yang modern, seperti pengali tanah pakai exsa, karena kondisi sebagian warga yang rendah dan gambut, sehingga menyulitkan ibu – ibunya, untuk bercocok tanam, belum lagi kesulitan air yang mereka butuh.

Kelompok wanita tani Cantika berharap Presiden Prabowo Subianto, Gubernur, dan Bupati segera merealisasikan janji mereka dalam meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya ibu-ibu di Desa Banyu Abang yang ingin mandiri secara ekonomi.(Red P.D)

Editor Jul